Selasa, 22 Juni 2010

Nitip Bahan tulisan...

Peran dan tanggung jawab Mahasiswa dalam lingkungan sosial
Kamis, 23 Oktober 2008 @ 19:21 WIB - Musik, Film & Hiburan


Mahasiswa menempati kedudukan yang khas (Special position) dimasyarakat, baik dalam artian masyarakat kampus maupun diluar kampus. Kekhasan ini tampak pada serentetan atribut yang disandang mahasiswa, misal : intelektual muda, kelompok penekan (Pressure group), agen pembaharu (Agent of change), dan kelompok anti status quo.

Dalam konteks pergerakan politik di Indonesia, sejarah perjuangan mahasiswa Indonesia sudah eksis sejak sebelum kemerdekaan. Bahkan, dapat dikatakan mereka adalah pelopor pergerakan kemerdekaan secara modern melalui organisasi-organisasi pergerakan mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari kepeloporan mahasiswa Stovia yang dimotori Wahidin Sudirohusodo dalam mempelopori gerakan kemerdekaan dengan organisasi modern. Hal yang kurang lebih sama dilakukan oleh pergerakan mahasiswa dinegeri Belanda, Kelompok Kramat Raya, Pegangsaan, KAMI, Malari, dan yang terakhir jatuhnya rezim Soeharto oleh gerakan Reformasi Mahasiswa. Fakta- fakta ini menunjukkan bahwa mahasiswa adalah kelompok yang selalu berdiri di garda terdepan dalam hampir setiap perubahan yang terjadi.

Dalam perspektif sosial, mahasiswa pun menunjukkan dinamika tersendiri sebagai kelompok yang secara konsisten memperjuangkan hak-hak kaum tertindas serta memberi kontribusi yang tidak kecil dalam rekayasa perubahan sosial menuju masyarakat yang lebih baik. Posisi mahasiswa yang netral (Neutral position) dan tidak mempunyai kepentingan tertentu atau dibawah kepentingan telah menempatkannya pada posisi yang sangat disegani dan dihormati dalam setiap proses perubahan sosial masyarakat.

PERUBAHAN SOSIAL


Perubahan sosial adalah suatu fenomena yang menarik sebab masalah sosial adalah perkara yang berhubungan dengan persoalan manusia sehingga tak sedikit para ahli soiologi mengkaji masalah ini. Sementara perubahan itu sendiri-baik yang sudah, sedang atau sudah berlangsung- sangat perlu diketahui apakah memberi banyak manfaat (dalam arti mampu memenuhi kebutuhan manusia).

Memang, para ahli sosiologi tampaknya belum begitu sepakat tentang pengertian dan penggunaan istilah”Perubahan sosial” tersebut. Sebagian dari mereka mengartikan istilah itu dengan evolusi, pembangunan, perkembangan, dan perubahan yang terjadi di masyarkat. Dengan kata lain, istilah “Perubahan sosial” itu terbuka untuk di diskusikan.

Sosiolog Nisbet, membedakan penggunaaan istilah change dengan evolution, dengan maksud untuk mendeteksi “perubahan”. Change diartikannya sebagai terjadinya diskontinuitas dalam proses kehidupan masyarakat ; sementara evolution diartikan sebagai terdapatnya suatu kontinuitas dalam proses yang sama.

Pikiran Marx mengenai perubahan sosial lain lagi. Menurut Marx, jika lapisan atas (supra struktur) ssosial yang memegang kekuasaan karena menguasai alat-alat produksi bertindak sewenang-wenang dan melakukan tekanan terhadap lapisan bawah sosial, orang-orang dalam lapisan terakhir itu akan menuntut (dengan”kekerasan”) suatu perubahan sosial.

KRISIS SOSIAL MASYARAKAT MAJU


Untuk menggambarkan krisis masyarakat maju itu secara fenomenal, ada baiknya diberikan ilustrasi singkat tentang dua ideologi besar yang paling dominan dan berpengaruh terhadap perubahan masyarakat selama ini, yaitu kapitalisme dan sosialisme.

I. Kapitalisme

Landasan ideologi ini adalah pemenuhan kebutuhan atau kepentingan individu sekaligus berarti pemenuhan kebutuhan masyarakat. Alasannya, karena individu merupakan bagian dari masyarakat. Untuk mengoperasionalkan sistem yang sangat individualis ini, ia harus dimoitivasi oleh norma-norma kebebasan dalam politik, ekonomi, intelektual, pribadi dan sebagainya.

Kebebasan ekonomi misalnya, memberikan hak kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan apa saja dalam bidang usaha. Tidak menjadi soal, apakah aktivitas ekonomi terd\sebut memberikan berkah atau tidak kepda masyarakat; yang penting dalam kegiatan ini adalah mendatangkan keuntungan (terutama untuk diri sendiri).

Kebebasan intelektual misalnya, orang bebas mempercayai doktrin atau ajaran-ajaran sesuai dengan minat intelektualnya, dan kalau dianggap tidak cocok lagi boleh diganti. Kebebasan intelektual demikian ini telah membawa kepada sebuah statement bahwa “tidak ada tempat /ruang dan tidak bisa dijamah oleh pikiran manusia”.

Revolusi sains dan teknoogi telah melahirkan mesin-mesin industri raksasa yang menggusur teknologi rakyat kearah kebangkrutan. Tak dapat dielakkan hanya orang kuat yang banyak mengambil keuntungan dari revolusi ini dan sebagai dampaknya adalah tergusurnya kaum marginal atu pinggiran.

Masyarakat yang dilahirkan oleh sistem atu ideologi ini adalah bentuk masyarakat yang pikiran dan hatinya diamuk “nafsu penjajah”. Apa yang selama ini mereka rasakan tak lain adalah ketegangan-ketegangan sosial dan kehampaan jiwa.

II. Sosialisme

Konsep manusia dalam ajaran ini secara spiritual dan intelektual telah di kondisikan untuk mengabdi kepada proses dan jenis produksi. Pemikiran-pemikiran manusia dalam masalah sosial saangat di pengaruhi oleh kekuatan-kekuatan produksi. Namun konsep manusia versi Marxisme ini mengalami kesulitan untuk menjelaskan fakta sejarah sebab dalam mewujudkan cita-cita sosial manusia memiliki suatu yang lain yaitu kreativitas. Plato, misalnya memperkenalkan konsep “kota ideal” tanpa sama sekali dipengaruhi oleh alat-alat produksi.

Kesejahteraan material memang dipandang sebagai suatu kebanggaan dalam sistem pembangunan masyarakat aliran ini, yang sekaligus membuktikan bahwa cara kerja sistem ini benar. Namun sebenarnya terdapat belenggu yang mendominasi individu-individu atas nama kepentingan sosial. Sistem ini mengajarkan. Segala kehgiatan perekonomian berada dalam kekuasaaan negara. Akibatnya, lenyaplah eksistensi dan kreativitas individu.


PERAN MAHASISWA


Mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang sedang menekuni bidang ilmu tertentu dalam lembaga pendidikan formal. Kelompok ini sering juga disebut sebagai “Golongan intelektual muda” yang penuh bakat dan potensi. Posisi yang demikian ini sudah barang tentu bersifat sementara karena kelak di kemudian hari mereka tidak lagi mahasiswa dan mereka justru menjadi pelaku-pelaku intim dalam kehidupan suatu negara atau masyarakat.

Peran mahasiswa sejauh ini senantiasa diwarnai oleh situasi politik yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Mereka biasanya memerankan diri sebagai “Oposan” yang kritis sekaligus konstruktif terhadap ketimpangan sosial dan kebijakan politik, ekonomi. Mereka sangat tidak toleran dengan penyimpangan apapun bentuknya dan nurani mereka yang masih relatif bersih dengan sangat mudah tersentuh sesuatu yang seharusnya tidak terjadi namun ternyata itu terjadi atau dilakukan oleh oknum atau kelompok tertentu dalam masyarakat dan pemerintah.

Mahasiswa sebagai calon pemimpin dan Pembina pada masa depan ditantang untuk memperlihatkan kemampuan untuk memerankan peran itu. Jika gagal akan berdampak negatif pada masyarakat yang di pimpinnya; demikian pula sebaliknya. Dalam perubahan sosial yang dasyat saat ini, mahasiswa sering dihadapkan pada kenyataan yang membingungkan dan dilematis. Suatu pilihan yang teramat sulit harus ditentukan, apakah ia terjun dalam arus perubahan sekaligus mencoba mengarahkan dan mengendalikan arah perubahan itu; ataukah sekedar menjadi pengamat dan penonton dari perubahan atau mungkin justru menjdi korban obyek sasaran dari perubahan yang dikendalikan oleh orang lain .

Melihat realitas dan tantangan diatas,mahasiswa memiliki posisi yang sangat berat namun sangat strategis dan sangat menentukan .Bukan zamannya lagi untuk sekedar menjadi pelaku pasif atau menjadi penonton dari perubahan sosial yang sedang dan akan terjadi;tetapi harus mewarnai perubahan tersebut dengan warna masyarakat yang akan dituju dari perubahan tersebut adalah benar-benar masyarkat yang adil dan makmur.

PERGERAKAN MAHASISWA INDONESIA

Perjalanan bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan dari angkatan muda ,terutama mahasiswa. Mahasiswa mempunyai record yang cukup mengesankan dalam perjalanan membangun bangsa ini, baik mulai dari pra kemerdekaaan, masa orde lama, orde baru, orde reformasi maupun orde persatuan nasional saat ini.
Pada masa pra kemerdekaan orientasi gerakan mahaiswa Indonesia mengarah pada satu tujuan: yaitu melepaskan diri dari penjajahan. Mahasiswa bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat Indonesia bahu membahu menentang penjajah. Walaupun dengan stereotip gerakan yang berbeda-beda tetapi karena mempunyai satu tujuan, mereka tetap dalam satu kesatuan yang saling melengkapi. Karena semua komponen bangsa mempunyai arah dan tujuan gerakan yang sama, dapat dikatakan bahwa masa ini adalah masa yang paling mudah bagi mahasiswa untuk melakukan sinkronisasi gerakan dengan unsur lainnya. Pada masa ini kita melihat bahwa mahasiswa mempunyai stereotip yang khas yang mampu membedakan dengan elemen gerakan masyarakat lainnya. Dengan atribut kecendekiannya, mereka secara aktif dan kreatif mencoba menawarkan alternatif-alternatif baru yang non konvensional yang lebih efektif dan efisien.
Setelah kemerdekaan diraih bangsa Indonesia, bukan berarti gerakan mahasiswa mandek tetapi mereka tetap memerankan diri sebagai bagian dari bangsanya untuk tetap dapat mempertahankan kemerdekaan dan kehormatan bangsanya. Mereka secara kritis dan pro aktif memerankan posisi sebagai pressure group (kelompok penekan) terhadap pemerintah agar tetap berjalan sebagai mana seharusnya. Ketika pemerintahan orde lama mulai terjadi kecenderungan mengakomodinir komunis secara berlebihan, mahasiswa kembali bangkit bersama rakyat untuk menentang kebijakan pemerintah.
Pemerintahan orde lama runtuh dan diganti orde baru, tidak kemudian serta merta mahasiswa mempunyai loyalitas buta terhadap pemerintahan baru. Gerakan mahasiswa bukanlah gerakan partisan untuk kepentingan politik tertentu, tetapi mereka adalah gerakan nurani, gerakan moral untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan rakyat secara universal. Kemurnian gerakan mahasiswa yang mengedepankan kepentingan masyarakat diatas kepentingan apapun tampaknya kemudian disalah tanggapi pemerintahn orde baru. Mahasiswa dianggap sebagi momok yang mengganggu dan merecoki kepentingan-kepentingan pemerintah yang berkuasa. Dengan dalih demi kepentingan stabilitas dan atas nama pembangunan, kemudian mereka diatas sedemikian rupa sehingga membelenggu aktifitas, kreatifitas dan kritisme mereka. Mahasiswa kemudian dicecoki dengan dogma-dogma pendidikan yang pragmatis.dalam situasi yang tidak menguntungkan itu tidak semua mahasiswa terlena dengan pragmatisme pendidikan yang dikembangkan orde baru.walaupun jumlahnya tidak banyak tetapi mereka dengan konsisten terus menyuarakan kebenaran dan keadilan dengan segala konsekuensi dan resiko yang akan dihadapinya. Kampus adalah bagian integral dari masyarakat. Apa yang dirasakan oleh masyarakat dirasakan pula oleh komunitas kampus;dan kampus mempunyai tanggung jawab sosial untuk terus memperjuangkan masyarakat dari kemiskinan dan ketidakadilan yang menimpa mereka.
Yang juga menguntungkan, pada saat yang bersamaan rezim orde baru mulai tampak belangnya: kemiskinan,ketimpangan,ketidakadilan,ketidakjujuran ternyata lebih dominan daripada kemakmuran yang selama ini dipropagandakan mereka.Situasi inilah yang turut menjadi angin segar bagi bangkitnya kembali kesadaran “mahasiswa awam”agar memerankan kembali peran-peran pressure group, agent of social change, dan kelompok anti status quo sebagaimana sebelumnya.

Di Indonesia ada slogan yang menyatakan “ Pemuda harapan bangsa” atau “Maju mundurnya suatu bangsa tergantung pada Pemudanya”. Beberapa slogan diatas menunjukkkan bahwa pemuda atau Mahasiswa memang akan akan menjadi penerus dari generasi sekarang. Generasi sekarang jelas akan termakan usia, Pemuda/Mahasiswa sebagai generasi penerus akan melanjutkan dan memikul segala beban dan akibat dari generasi sekarang. Karena Para Pemuda/Mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan.
Diakui atau tidak peran Pemuda/Mahasiswa memang sangat strategis dalam perubahan sosial. Ide-ide Pemuda/Mahasiswa sering dianggap sebagai suara rakyat, karena kedekatan sosial mereka dengan Masyarakat bawah. Ide-ide Pemuda/Mahasiswa sering dianggap sebagai ide yang membela kaum mustad’afien (Kaum lemah dan terpinggirkan). Pemuda/Mahasiswa juga dianggap sebagai pemecah kebuntuan dan Problem Solver terhadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dan juga pembawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Pemuda/Mahasiswa Sebagai Agent Of Change.
Pembaharuan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti hasil pekerjaan yang membaharui. Pembaharuan ini juga bisa berarti modernisasi dimana hasil perubahanny menunjukkan hasil yang lebih baik. Kenapa dikatakan Pemuda/Mahasiswa Sebagai Agent Of Change karena Pemuda/Mahasiswa dapat berfungsi sebagai bagian dari masyarakat yang mampu mendorong, memotivasi, dan mempelopori terjadinya pembaharuan.
Selain itu, Pemuda/Mahasiswa juga sebagai bagian dari Masyarakat yang dinilai memiliki intlektual dan memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan Masyarakat pada umumnya karena lingkungan yang berbeda.
Sedangkan agent dapat diterjemahkan sebagai perantara atau perwakilan dari suatu Institusi/Lembaga. Sebagai Agent Of Change dapat dikatakan pula sebagai actor perantara atau perwakilan dari proses perubahan pada Masayarakat kearah yang lebih baik. Sejarah mencatat peran Pemuda/Mahasiswa dalam pembaharuan negeri ini dari sebelum kemerdekaan hingga Pasca kemerdekaan. Sebut saja tahun 1912 (Douwes Dekker dkk), 1928 (Sumpah Pemuda), 1945 (kemerdekaan RI) , 1965 (melawan G 30 S/PKI), 1998 (Reformasi). Beberapa momentum diatas hanya sedikit menggambarkan tentang kepedulian Pemuda/Mahasiswa Indonesia dalam mengawasi jalannya Pemerintah. Peran Pemuda/Mahasiswa ini menunjukkan adanya kekonsistensian Pemuda/Mahasiswa dalam mengawasi dan jika perlu melakukan perlawanan atau penekanan terhadap jalannya pemerintah yang dianggap melenceng.
Perjuangan masih panjang, dinamika kehidupan semakin kompleks, dan kita tidak hanya bias berbangga diri hanya dengan sejarah yang telah ada. Semoga Identitas Pemuda/Mahasiswa
Sebagai Agent Of Change tidak hanya menjadi sejarah saja, tetapi menjadi semangat juang kita dalam memperjuangkan kepentingan Masyarakat.


-Himpunan Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Ujung pandang-
-Khairul Faiz-
-1 D4 B-

Rabu, 16 Juni 2010

Jembatan Cair, Keajaiban Fisika

Jembatan yang terbuat dari zat cair? Bukan sulap bukan sihir, sebab itu bisa dibuat dengan ilmu fisika. Sebuah tim peneliti dari Austria mendemonstrasikan bahwa kini kita dapat membangun jembatan yang tersusun dari zat cair. Dalam percobaan tersebut, tim ini berhasil memperagakan sebuah jembatan yang tersusun dari air murni yang telah didestilasi tiga kali. Mereka juga menghubungkan celah sepanjang 2,5 centimeter hingga selama 45 menit, seakan melawan pengaruh gaya gravitasi. Sepintas hal ini terdengar seperti sihir, walaupun jelas hanyalah rekayasa fisika. Lantas, apa rahasianya?

Tegangan tinggi

Salah satu kunci dalam percobaan tersebut adalah pemakaian tegangan listrik yang tinggi. Tim tersebut menempatkan air murni yang akan dijadikan jembatan itu di dalam dua buah gelas kaca, kemudian sepasang elektroda diletakkan di dalamnya. Kedua gelas kaca diletakkan berdekatan namun tidak berhimpitan. Dalam waktu hanya seperseribu detik setelah perbedaan tegangan sebesar 25 ribu volt diterapkan melalui sepasang elektroda tersebut, air di dalam salah satu gelas kaca merambat cepat ke tepian dan secepat kilat melompat melewati celah di antara kedua gelas kaca.

Apa yang menyebabkan tegangan tinggi tersebut mampu melontarkan air melompati celah dan lalu menjaga “jembatan cair” tidak runtuh dipengaruhi gravitasi? Saat ini belum ada yang mengetahuinya dengan pasti. Walaupun begitu, beberapa kesimpulan awal sudah bisa ditarik dari percobaan itu.

Secara kimiawi sebuah molekul air dilambangkan dengan kode H2O. Ini karena memang molekul air terdiri dari dua atom hidrogen (H) yang bermuatan positif dan sebuah atom oksigen (O) bermuatan negatif. Saat genangan air murni dipengaruhi oleh medan listrik, seperti saat tegangan tinggi diterapkan pada percobaan di atas, maka molekul-molekul air akan berjejer rapih dan saling bergandengan: atom-atom hidrogen tertarik ke elektroda bermuatan negatif sementara atom oksigen menjurus ke elektrode positif. Selama ini hal ini sudah diketahui berlaku pada tingkat molekuler, akan tetapi belum pernah diperagakan sebelumnya pada tingkat makroskopik seperti pada percobaan jembatan cair di atas.

Untuk menguji hipotesa ini, tim peneliti yang sama kemudian menggunakan sebatang kaca yang telah lebih dulu diberi muatan listrik. Ternyata memang medan listrik dari batang kaca mampu membuat bentuk jembatan cair itu berubah dari lurus menjadi melengkung mendekati batang kaca.

Air Mengalir Dalam Air

Di antara pengukuran lain yang dilakukan, tim tersebut juga mengukur variasi kepadatan cairan di sepanjang “jembatan dari air” yang terbentuk.

Mereka menggunakan metode optik yang umum disebut ‘visualisasi Schlieren’ . Dalam metode ini, berkas-berkas cahaya dilewatkan tegak lurus terhadap “jembatan dari air” dan kemudian melewati tepian sebuah silet tajam sebelum mencapai detektor cahaya. Jika kepadatan cairan di sepanjang jembatan itu seragam nilainya, maka semua berkas cahaya akan melewati tepian silet dan tertangkap oleh detektor. Akan tetapi, jika ada variasi kepadatan cairan pada jembatan itu, variasi itu akan membelokkan dan mengganggu jalan sebagian berkas cahaya yang lewat, sehingga total berkas yang tertangkap detektor menjadi berkurang.

Dengan metode tersebut, tim dari Austria itu menemukan bahwa kepadatan cairan pada jembatan memang tidak seragam, di mana sisi bagian dalam dari jembatan lebih padat daripada sisi luarnya. Selain itu, variasi kepadatan cairan tersebut tidaklah statis, melainkan mengalir dari gelas kaca yang satu ke yang lainnya. Sekedar sebagai analogi, anda bisa membayangkan sebuah kabel ko-axial (walaupun analogi ini tidaklah sangat akurat karena kedua fenomena ini berasal dari hukum fisika yang berbeda) di mana kabel di lingkaran dalam mengalirkan arus listrik sedangkan kabel di lingkaran luar hanyalah membantu menyalurkan aliran itu. Begitu juga, dalam “jembatan cair” ini, molekul air yang mengalir adalah molekul-molekul di sisi dalam, sedangkan molekul-molekul di sisi luar hanyalah diam dan membantu aliran molekul-molekul di sisi dalam jembatan.

Untuk Apa Selanjutnya?

Tim dari Austria itu ingin mempelajari dengan lebih detil bagaimana sesungguhnya struktur molekul-molekul yang membentuk “embatan cair itu. Untuk itu mereka merencanakan percobaan lanjutan yang akan menggunakan sinar-X.

Selain untuk menjawab keingintahuan secara ilmu fundamental, percobaan ini juga punya potensi aplikasi yang besar. Salah satunya berkaitan dengan bidang mikrofluida , di mana cairan-cairan dengan volume sangat kecil dikendalikan dengan presisi dan diteliti dengan akurat, baik untuk pendeteksian biologis, medis, maupun lingkungan.

Saat ini masih banyak kendala yang perlu dipecahkan sebelum sebuah aplikasi nyata bisa diperoleh. Salah satunya adalah bahwa jembatan cair ini tidak bisa bertahan jika air murni yang telah didestilasi tiga kali tersebut dikotori oleh debu dan partikel. Akibat muatan-muatan tambahan yang dibawa oleh debu dan partikel itu, maka jembatan cair itu akan dilewati arus listrik yang semakin tinggi.

Suhu pada jembatan itu ikut meningkat, dan jembatan akan runtuh karena gerakan acak molekul-molekul air mengalahkan efek medan listrik yang telah menjajarkannya dengan rapi. Walaupun begitu, bukan tidak mungkin percobaan-percobaan berikutnya akan memunculkan kejutan dan gagasan baru yang akan memecahkan kendala di atas.
Sumber : NetSains.Com

Rabu, 09 Juni 2010

Sejarah Nama Indonesia

Nama Indonesia diciptakan oleh James Richardson Logan ( bangsa Inggris) dalam buku penelitian di Asia Tenggara pada abad ke 19 (1850) bahwa penduduk pulau-pulau dari Asia Tenggara merupakan satu ras, ras melayu yang menggunakan bahasa yang serumpun dan mempunyai satu macam kebudayaan.

Indonesia asal katanya:
Indo(L), Indos(Y) yang artinya India dan Nesos (Y) yang artinya Pulau....

_____ Bersambung______

Pendidikan Kewarganegaraan

Pengertian Nasion
Menurut Pror. Dr. Ernest Renan dalam makalahnya yang berjudul ("apakah bangsa itu?) tahun 1882 adalah suatu solidaritas besar yang terbentuk karena adanya kesatuan jiwa yang melahirkan kesadaran atau kehendak untuk hidup bersama sejak terbentuknya nasion itu.

Kapan Indonesia terbentuk sebagai nasion????

pada ingat ga isi sumpah pemuda????
Isi Sumaph Pemuda
-Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia
-Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia
-Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa Persatuan Bahasa Indonesia

Sumpah Permuda dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928.

Tokoh yang berperan dalam Konggres Pemuda II yaitu Wage Rudolf Supratman dan Muhammad Yamin.

tak hanya sumpah pemuda lho, pada tanggal 28 oktober 1928 juga:
- terbentuknya nasion
- Indonesia dijadikan nama nasion
- Dan Indonesia Raya sudah dikumandangkan mengiringi pembukaan kongres pemuda 1928...

Selasa, 08 Juni 2010

peristiwa Mavi Marmara



SERANGAN PASUKAN ISRAEL
Yang Unik di Kapal Mavi Marmara...
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liauw
Selasa, 8 Juni 2010 | 17:01 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Muhendri Muchtar, seorang sukarelawan Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina, ternyata memiliki kenangan tersendiri ketika menumpang konvoi kapal kebebasan Turki yang membawa bantuan bagi warga Palestina.

Hal ini disampaikan Muhendri ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima dia dan tiga sukarelawan Kispa, yaitu H Ferry Nur, Hardjito Warno, dan Okvianto Baharudin, serta satu jurnalis tvOne, Muhammad Yasin, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/6/2010).

Kesan ini disampaikan kembali ketika bertemu para wartawan. "Di kapal Mavi Marvara, di benak saya, seperti Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks internasional. Ada 50 negara. Semua lintas etnis, agama, bahasa, dan budaya," ujarnya.

Muhendri menceritakan, di kapal Mavi Marmara, ada seorang uskup Jerusalem berusia 80 tahun yang turut serta. Uskup yang tidak disebut namanya itu, kata Muhendri, telah diusir zionis Israel lebih dari 20 tahun.

Pada hari Minggu atau satu hari sebelum pasukan komando Israel menyerbu kapal kemanusiaan itu, para umat Muslim melakukan shalat berjemaah. "Tiba-tiba kami dikejutkan karena uskup masuk ke saf kami. Dia mengatakan ingin ikut shalat subuh. Saya bingung apakah beliau sudah pindah agama. Tapi ternyata tidak. Katanya beliau hanya ingin ikut saja," kata Muhendri.

Uskup tersebut pun langsung dipersilakan duduk dengan menggunakan kursi di barisan depan. Uskup sepuh tersebut diberi kursi karena faktor usia semata. "Ini suatu pengalaman yang luar biasa," ujar Muhendri.

Sementara itu, Ferry, sukarelawan Kispa lainnya, mengaku bersyukur telah berhasil keluar dari Israel dan dapat kembali ke Tanah Air dengan sehat walafiat. "Secara khusus, kami ucapkan terima kasih kepada Presiden yang telah memberikan perhatian penuh kepada warga negara Indonesia yang dizalimi Israel. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang tak henti-hentinya berdoa sehingga ada keajaiban," kata Ferry.

Sementara itu, secara terpisah, Juru Bicara Presiden Bidang Hubungan Israel, Dino Patti Djalal, mengatakan bahwa Presiden memberikan apresiasi kepada sukarelawan Indonesia yang berpartisipasi dalam misi kemanusiaan tersebut. "Presiden bangga bahwa dalam krisis ini, pemerintah dan segala unsur politik dan rakyat bersatu menjamin keselamatan warga kita yang terancam bahaya," kata Dino.

Pada kesempatan tersebut, turut mendampingi mereka, Dubes Indonesia untuk Jordania Zainulbahar Noor, Duta Besar Indonesia untuk Turki Awang Bahrin, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Kesehatan Endang Sedyaningsih, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi, dan Duta Besar Jordania untuk Indonesia.