1.
Sound
Level Meter
a.
Fungsi : Untuk
mengukur tingkat kebisingan atau taraf
intensitas bunyi dalam suatu ruangan atau tempat, khususnya tempat kerja.
b.
Cara kerja : Menjabarkan
tekanan suara menjadi sinyal-sinyal listrik oleh mikrofon. Sebanding dengan
tekanan suara, sinyal-sinyal listrik lewat melalui rangkaian kompensasi
frekwensi dan suatu rangkaian deteksi RMS (root mean square), dan akhirnya
ditunjukkan pada meteran dalam dB.
Hasil Uji
Sensor
Pada
praktikum untuk mengukur intensitas bunyi ini kami menggunakan Sound Level
Meter sebagai alatnya. Kami mensetting rentang yang kita gunakan pada
(50-100dB), karena Background dari ruang Labnya sebesar 80 dB. Selain itu untuk
Responnya kami menngunakan yang F karena data yang kita ambil realtime,
sedangkan jika kita mensetting pada S data yang kita ambil adalah rata-ratanya
dan jika Max hold hanya bunyi yang frekuensinya tinggi.
No
|
Sumber Bunyi
|
Nilai
Intensitas (dB) pada rentang (50-100dB)
|
1
|
Speech 1
|
112,1
|
2
|
Speech 2
|
88,8
|
3
|
Tepukan
|
71,4
|
4
|
Ring Tone
|
111,8
|
5
|
Petikan
|
62,3
|
2.
TDS
Meter
a.
Fungsi : untuk
mengukur partikel padatan terlarut di air minum yang tidak tampak oleh mata.
b.
Cara kerja : Dengan
cara mencelupkan kedalam air yang akan diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan
secara otomatis alat bekerja mengukur. Pada saat pertama dicelupkan angka yang
ditunjukkan oleh display masih berubah-ubah, tunggulah kira-kira 2 sampai 3
menit sampai angka digital stabil
TDS Meter ini tidak boleh digunakan untuk mengukur cairan sebagai
berikut :
·
Air
panas dengan suhu melebihi suhu kamar karena pengukuran menjadi tidak presisi
·
Air
Es / air dingin dengan suhu dibawah suhu kamar karena pengukuran menjadi tidak
presisi
·
Air
Payau atau air laut atau air garam karena pembacaan menjadi error, untuk
pengukuran air laut ada alat khusus tersendiri
·
Air
Accu, alkohol atau spirtus dll
·
Jenis
air atau cairan lainnya yang tidak masuk dalam range pengukuran dari spesifikasi
alat ini
Hasil Uji
Sensor
Dilakukan pada tanggal 6 Desember 2011 jam
16.00. Pengukuran dilakukan 6 kali berturut-turut.
·
Air
Kran di lab menunjukkan 185 ppm
·
Air
minum VIT menunjukkan 67 ppm
·
Air
teh bandulan menunjukkan 198 ppm
·
Air
gallon isi ulang di kantin menunjukkan 184 ppm
·
Aqua
gallon di pantry menunjukkan 96 ppm
·
Air
Aqua gallon di R.Dosen depan R.Pak Gea menunjukkan 86 ppm
Disini menunjukkan bahwa air teh tidak dapat dibandingkan dengan
yang lain karena memang air teh memang bukan merupakan air murni lagi,
melainkan telah tercampur dengan zat lain yang tentunya akan mempengaruhi hasil
pengukuran. Air kran dengan air isi ulang memang harus dilakukan uji mendalam
apabila akan digunakan untuk air minum, mengingat kadar logam yang tinggi dalam
air tersebut. Untuk air di pantry dan air di ruang dosen yang meskipun jenis
atau merknya sama menghasilkan nilai yang berbeda, menurut kami gara-gara pada
saat pengukuran air di pantry dilakukan setelah mengukur air isi ulang.
Sehingga dimungkinkan masih adanya air yang ada dalam sensor yang tertinggal /
basah, sehingga mempengaruhi pengukuran yang selanjutnya.
3.
Lux
Meter
Alat ukur cahaya (lux meter) adalah
alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat.
Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya
manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya
intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier
terhadap cahaya. Sehingga cahaya yang diterima oleh sensor dapat diukur dan
ditampilkan pada sebuah tampilan digital.
Lux meter digunakan untuk mengukur
tingkat iluminasi. Hampir semua lux meter terdiri dari rangka, sebuah sensor
dengan sel foto, dan layer panel. Sensor diletakkan pada sumber cahaya. Cahaya
akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi
arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan
lebih besar. Kunci untuk mengingat tentang cahaya adalah cahaya selalu membuat
beberapa jenis perbedaan warna pada panjang gelombang yang berbeda. Oleh karena
itu, pembacaan merupakan kombinasi efek dari semua panjang gelombang.
Cara Penggunaan
Lux Meter
Lux meter
bekerja dengan sensor cahaya. Lux meter cukup diletakkan di atas meja kerja
atau dipegang setinggi 75 cm di atas lantai. Layar penunjuknya akan menampilkan
tingkat pencahayaan pada titik pengukuran. Bila nilai tingkat pencahayaan
ruangan jauh lebih tinggi dari standar, maka kita berpotensi untuk menghemat
energi dengan cara mengganti lampu dengan daya listrik lebih rendah atau
mematikan sebagian lampu ruangan yang ada.Bia nilai tingkat pencahayaan ruangan
jauh lebih rendah dari standar, maka sebaiknya kita mengganti lampu tersebut
dengan lampu yang lebih terang.Lux meter akan memandu kita menentukan lampu
yang tepat untuk dipasang pada setiap ruangan. Sehingga, dihasilkan tingkat
pencahayaan yang sesuai standar. Tingkat pencahayaan yang sesuai standar akan
menjaga kualitas pekerjaan serta kesehatan mata kita.
Fungsi lux meter : Untuk mengatur pencahayaan pada saat membaca atau
kegiatan lain sesuai dengan Fungsi ruangan, fungsi ruangan yang dimaksud adalah
jenis aktifitas yang dilakukan di dalam ruangan tersebut. Dan sebagai pengatur cahaya
pada akuarium untuk menjaga kelembapan dan mengatur pertumbuhan tanaman pada akuarium.
Bila tingkat pencahayaan ruangan telah sesuai dengan fungsinya, dan ruangan
tidak terlalu terang dan tidak terlalu redup untuk suatu pekerjaan tertentu,
berarti efisiensi energi untuk penerangan telah dicapai. (Yulius eka , 2011)
Hasil Uji
Sensor
Pengujian
dilakukan di Laboratorium Sensor dan Telekontrol pada 5 sample tempat berbeda:
Tempat melakukan pengukuran
|
Lux
|
Meja
praktikum dekat jendela(tegak lurus lampu)
|
404
|
Meja
praktikum dekat jendela(tegak lurus lampu) ditambah dengan senter dari hp
dengan jarak 10cm tegak lurus sensor
|
1598
|
Meja
praktikum dekat jendela(tegak lurus lampu) ditambah dengan senter dari hp
dengan jarak 10cm dengan sudut 45o terhadap sensor
|
729
|
cahaya alami
yang masuk lab (dekat jendela)
|
676
|
Cahaya lampu
dilantai (sensor tegak lurus lampu)
|
285
|
Cahaya lampu
dilantai (sensor tegak lurus lampu) ditambah cahaya daari senter hp yang
tegak lurus juga dengan sensor
|
954
|
Data diatas adalah data pengukuran intensitas cahaya pada
laboratorium sistem sensor dan telekontrol. Pengukuran
dilakukan pada tanggal 7 desember 2011, pukul 12.00 wib di dekat jendela.
Analisa pengukurannya sebagai berikut:
Pada percobaan tersebut bisa dikatakan
pengukuran kurang akurat, karena yang akan diukur adalah intensitas lampu,
namun cahaya matahari dapat masuk ke laboratorium, sehingga yang terukur pada
lux meter tidak hanya intensitas cahaya lampu namun juga cahaya matahari. Jarak
ikut berpengaruh terhadap pembacaan sensor pada lux meter. Semakin dengat lux
meter dengan cahaya, maka intensitas cahaya yang akan diterima smeakin besar.
4.
Sensor
Piezoelektrik
Merupakan
perangkat yang menggunakan efek piezoelektrik untuk mengukur tekanan,
percepatan, regangan atau gaya dengan mengubahnya ke sinyal listrik.
bahan
piezoelectric hanya bisa mengukur pembebanan dinamis. Piezoelectric sensor
tidak dapat mengukur pembebanan statis.
Linearitas
Dari Piezoelectric
Nilai
capasitansi dari keping piezoelectrc sangat bergantung dari besarnya perubahan
jarak antarkeping jika dikenai gaya pada keping piezoelectric. Nilai
capasitansi itulah yang nantinya menentukan tegangan keluaran dari
piezoelectric.
Tanggapan
Waktu Piezolectric
Tanggapan waktu yang dihasilkan dari piezoelectric sangat
bergantung dari rangkaian penyusunnya, salah satu contoh tanggapan waktunya
adalah :
5.
Sensor
Infrared Thermometer
Termometer inframerah dapat mengukur
suhu tanpa kontak fisik antara termometer dan obyek di mana suhu diukur.
Termometer ditujukan pada permukaan obyek dan secara langsung memberikan
pembacaan suhu. Alat ini sangat berguna untuk pengukuran di tungku atau suhu
permukaan dan lain sebagainya.
Cara kerja
Prinsip dasar termometer infra merah
adalah bahwa semua obyek memancarkan energi infra merah. Semakin panas suatu
benda, maka molekulnya semakin aktif dan semakin banyak energi infra merah yang
dipancarkan.Termometer infra merah terdiri dari sebuah lensa yang focus
mengumpulkan energi infra merah dari obyek ke alat pendeteks/detektor. Detektor
akan mengkonversi energi menjadi sebuah sinyal listrik, yang menguatkan dan
melemahkan dan ditampilkan dalam unit suhu setelah dikoreksi terhadap variasi
suhu ambien.
Contoh Fungsi
Termometers Infrared dapat digunakan
untuk beberapa fungsi pengamatan temperatur. Beberapa contoh, antara lain:
• Mendeteksi awan untuk sistem operasi
teleskop jarak jauh.
• Memeriksa peralatan mekanika atau
kotak sakering listrik atau saluran hotspot
• Memeriksa suhu pemanas atau oven,
untuk tujuan kontrol dan kalibrasi
• Mendeteksi titik api/menunjukkan
diagnosa pada produksi papan rangkaian listrik
• Memeriksa titik api bagi pemadam
kebakaran
• Mendeteksi suhu tubuh makhluk hidup,
seperti manusia, hewan, dll
• Memonitor proses pendinginan atau
pemanasan material, untuk penelitian dan pengembangan atau quality control pada
manufaktur
Hasil Uji Termometer
Infrared
Tangan Mahasiswa 370C
Pakaian Mahasiswa 350C
Tembok Lab 310C
Pintu Lab 320C
Detektor Arah Angin 320C
6.
Sensor
GPS
GPS (Global Positioning System)
adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola
oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan
tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia
tanpa bergantung waktu dan cuaca,
Beberapa
kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi,
kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa
tergantung cuaca. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk
ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa
nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan
tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri
satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.
Secara
umum produk dari GPS adalah posisi, kecepatan, dan waktu. Selain itu ada
beberapa produk lainnya seperti percepatan, azimuth, parameter attitude, TEC
(Total Electron Content), WVC (Water Vapour Content), Polar motion parameters,
serta beberapa produk yang perlu dikombinasikan dengan informasi eksternal dari
sistem lain, produknya antara lain tinggi ortometrik, undulasi geoid, dan
defleksi vertikal.
Prinsip penentuan posisi dengan GPS
Prinsip
penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana
pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah
diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat
parameter yang harus ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h
dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di
satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran
jarak ke empat satelit.
Tipe alat (Receiver ) GPS
Ada 3
macam tipe alat GPS, dengan masing-masing memberikan tingkat ketelitian
(posisi) yang berbeda-beda. Tipe alat GPS pertama adalah tipe Navigasi
(Handheld, Handy GPS). Tipe nagivasi harganya cukup murah, sekitar 1 – 4 juta
rupiah, namun ketelitian posisi yang diberikan saat ini baru dapat mencapai 3
sampai 6 meter. Tipe alat yang kedua adalah tipe geodetik single
frekuensi (tipe pemetaan), yang biasa digunakan dalam survey dan pemetaan yang
membutuhkan ketelitian posisi sekitar sentimeter sampai dengan beberapa
desimeter. Tipe terakhir adalah tipe Geodetik dual frekuensi yang dapat
memberikan ketelitian posisi hingga mencapai milimeter. Tipe ini biasa
digunakan untuk aplikasi precise positioning seperti pembangunan jaring titik
kontrol, survey deformasi, dan geodinamika. Harga receiver tipe geodetik
cukup mahal, mencapai ratusan juta rupiah untuk 1 unitnya.
Sinyal dan Bias pada GPS
GPS
memancarkan dua sinyal yaitu frekuensi L1 (1575.42 MHz) dan L2 (1227.60
MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random yaitu kode P
(Protected) dan kode C/A (coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya membawa kode P.
Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik sehingga penerima (receiver GPS)
dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada saat fitur
”Anti-Spoofing” diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya dikenal
sebagai kode P(Y) atau kode Y.
Ketika
sinyal melalui lapisan atmosfer, maka sinyal tersebut akan terganggu oleh
konten dari atmosfer tersebut. Besarnya gangguan di sebut bias. Bias
sinyal yang ada utamanya terdiri dari 2 macam yaitu bias ionosfer dan bias
troposfer. Bias ini harus diperhitungkan (dimodelkan atau diestimasi atau
melakukan teknik differencing untuk metode diferensial dengan jarak baseline
yang tidak terlalu panjang) untuk mendapatkan solusi akhir koordinat dengan
ketelitian yang baik. Apabila bias diabaikan maka dapat memberikan
kesalahan posisi sampai dengan orde meter.
Metode penentuan posisi dengan GPS
Metoda
penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu metoda absolut, dan
metoda diferensial. Masing-masing metoda kemudian dapat dilakukan dengan
cara real time dan atau post-processing. Apabila obyek yang ditentukan
posisinya diam maka metodenya disebut Statik. Sebaliknya apabila obyek
yang ditentukan posisinya bergerak, maka metodenya disebut kinematik.
Selanjutnya lebih detail lagi kita akan menemukan metoda-metoda seperti SPP,
DGPS, RTK, Survei GPS, Rapid statik, pseudo kinematik, dan stop and go, serta
masih ada beberapa metode lainnya.
Ketelitian Posisi yang diperoleh dari Sistem
GPS
Untuk
aplikasi sipil, GPS memberikan nilai ketelitian posisi dalam spektrum yang
cukup luas, mulai dari meter sampai dengan milimeter. Sebelum mei 2000
(SA on) ketelitian posisi GPS metode absolut dengan data psedorange mencapai 30
– 100 meter. Kemudian setelah SA off ketelitian membaik menjadi 3 – 6
meter. Sementara itu Teknik DGPS memberikan ketelitian 1-2 meter, dan
teknik RTK memberikan ketelitian 1-5 sentimeter. Untuk posisi dengan
ketelitian milimeter diberikan oleh teknik survai GPS dengan peralatan GPS tipe
geodetik dual frekuensi dan strategi pengolahan data tertentu.
Referensi
Yulius eka , 2011. http://kursusproyektor.blogspot.com/2011/09/lux-meter.html)
id.wikipedia.org/wiki/Termometer_infra_merah