Senin, 24 Mei 2010

Resensi Buku

Judul Buku : Arsitek Peradaban
Pengarang : M. Anis Matta
Penerbit : Fitrah Rabbani
Jilid : 6
Halaman : 135

Bagaimana kita memandang sebuah kehidupan?
Oleh : Nanan Suheri
Anis Matta dijuluki sebagai sang gelombang, pujian tersebut tidak berlebihan karena beliau dalam menuliskan karyanya penuh dengan kekayaan jiwa, keluwesan gaya bahasa dan keluasan wawasan. Dalam buku Arsitek Peradaban ini, yang menarik adalah bagaimana beliau mengungkapkan arti kehidupan kita sebagai seorang manusia muslim, baik itu terhadap hubungan kita dengan sang pencipta maupun dengan sesama. Di ibaratkan sebuah lilin yang mungkin dirasa tidak bermanfaat, padahal ketika lampu mati atau gelap, lilin akan menjadi penerang bagi sekelilingnya.
Arti sebuah kehidupan menurut Anis Matta dalam buku ini bahwa hidup adalah sebuah masa berkarya. Yang berarti bahwa berapa banyak karya yang kita kerjakan. Ini berarti bahwa yang menjadi ukuran suatu umur bukan kuantitas (lamanya kita hidup), tapi kualitas selama hidup kita. Kedua hidup adalah sebuah pertanggung jawaban. Hal ini sesuai dengan keputusan manusia untuk mengemban amanah menjadi khalifah di muka bumi ini. Sungguh sebuah keberanian yang spektakuler. Di saat langit, bumi, gunung-gunung serta makhluk lain menolaknya. Amanah tersebut diberikan kepada kita, karena Alloh SWT mengetahui bahwa kita sanggup memikulnya dan menjalankannya. Maka janganlah kita meremehkan potensi yang ada pada diri kita, sekalipun yang kita lakukan itu sebuah kebaikan yang kecil, justru karena kebaikan-kebaikan kecil itu akan merangsang kita untuk melakukan kebaikan yang besar. Hal ini sejalan dengan firman Alloh Q.S Al Baqoroh ayat : 42 “... dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu sedangkan kamu mengetahui”.
Dalam menyikapi dan menjalankan kehidupan ini ada dua alternatif yang bisa kita pilih yaitu menyerah pada keyakinan yang berarti kita mati atau maju menentang damai yang artinya jika kita berhasil maka kita akan menang dan jika kita kalah maka kita syahid (bahagia di sisi Alloh SWT).
Apa yang akan kita pilih menyerah pada keyakinan atau menentang damai..????

Yogyakarta,24 Mei 2010

Tidak ada komentar: