Posisi
kaum perempuan di mata Islam
Akhir-akhir ini
banyak pemberitaan di media kita mengenai pelecehan terhadap perempuan. Mulai
dari bis trans-Jakarta maupun angkutan kota (Angkot). Perasaan miris saat kita
mendengarnya. Tetapi itulah yang terjadi (fakta). Tak hanya di kedua angkutan
umum tadi, di kereta api pun pernah terjadi pelecehan terhadap perempuan.
Penulis bahkan pernah menyaksikan tindakan tersebut : “ saat itu penulis hendak
melakukan perjalanan panjang dari Jombang-Bandung dengan memakai kereta ekonomi
jurusan Surabaya-Bandung. Saat itu penulis dan para penumpang yang duduk di
samping dan depan penulis, melihat seorang pemuda yang tertidur dengan pulas
dipangkuan seorang pemudi. Kami mengira bahwa mereka suami istri atau
“pacaran”. Namun setelah pemuda tadi pergi dan lama tidak kembali, bapak yang
berada di samping tempat duduk saya berinisiatif bertanya kepada sang pemudi.
“dek, ayangnya mana? Kok gak balik lagi dari toilet”. Perempuan itu menjawab
“Bukan siapa-siapa saya kok pa, saya gak kenal”. Kok mau-maunya ya!! Perempuan
itu menjelaskan kepada kami, kalau laki-laki yang tadi tidur di pangkuannya
tidak dia kenal, dia takut kalau tidak menuruti keinginan si laki-laki tersebut
takut diapa-apain..nah loh!! Kalau sudah ada kejadian seperti itu penyebab dan
solusinya apa??
Pasti setiap
kejadian ada sebabnya. Kalau terjadi tindakan pelecehan seperti itu siapa yang
salah? Banyak yang berpendapat kalau perempuannya tidak bisa menjaga dirinya
sendiri (memakai pakaian yang tidak menutup aurat), Kok jadi ceweknya yang
disalahin!! Pasti para wanita langsung marah,,hem.
Kalau penulis
melihat memang kejadian yang penulis lihat itu bisa menjadi salah satu
faktornya karena didekat tempat duduk ane, ada perempuan yang berjilbab gak ada
yang berani ganggu perempuan tersebut. Ya sudahlah kalau nyari siapa yang
salah, gak ada yang mau disalahkan. Penulis akan sedikit mengulas mengenai
solusi dan bagaimana sebenarnya agama islam memandang hal demikian?
Mari kita pahami
salah satu firman-Nya:
“Hai Nabi,
katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang
mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh mereka! (Al Ahzab:
59)
Dari firman
Allah swt di atas kita bisa mengetahui bagaimana islam memandang seorang
wanita. Bahkan dalam sejarah islam dijelaskan bagaimana orang-orang arab pada
masa jahiliah memperlakukan seorang perempuan dengan semana-mana, banyak
terjadi pelecehan. Hingga datang islam melalui ajaran yang Rosululloh SAW bawa,
bahwa perempuan itu sangatlah istimewa, diibaratkan sebagai permata yang
berkilauan, yang bisa menimbulkan rasa ingin memiliki bagi siapa saja yang
melihatnya. Oleh sebab itu, Allah swt memerintahkan para wanita untuk menjaga
dirinya dengan cara menutup aurat mereka secara sempurna. Menutup ya, bukan
membungkus..beda lho!! Selain itu Allah swt memerintahkan laki-laki dan
perempuan untuk menundukkan atau pandangannya, ketika melihat lawan jenis yang
bukan mahramnya.
Karena
pandangan memang begitu pentingnya mempengaruhi kehidupan seseorang, maka Islam
sebagai agama yang sempurna, punya aturan soal ini. Simak dalam surah An-Nuur
ayat 30-31, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat “. Dan pada ayat berikutnya “Katakanlah kepada
wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya” .
Dari kedua ayat ini jelas bahwa menjaga pandangan dan
menahan kemaluan harus dilakukan baik oleh kaum laki-laki maupun perempuan yang
beriman. Pandangan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah suatu pandangan
yang mana pelakunya melakukannya secara berlebihan, penuh nafsu dan bukan pada
tempatnya. Seperti memandang lawan jenis dengan berlebihan. Begitu pula halnya
dengan menjaga kemaluan. Seorang yang beriman tentu terikat dengan
aturan-aturan yang sesungguhnya akan menyelamatkannya dari hal-hal yang merugikan.
Karena dengan kemaluanlah seseorang dapat terjerumus ke dalam dosa besar.
Dengannya seseorang dapat mencelakan orang lain, dan dengannya pula seseorang
dapat menghancurkan masa depannya, baik di dunia maupun di akhirat. Tetapi
dengannya lah seseorang mendapatkan kebaikan apabila menggunakannya sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Untuk kasus di
atas ada Sabda Rosululloh SAW :
“Seorang
perempuan tidak boleh bepergian kecuali bersama suaminya atau mahramnya” (HR
Bukhori dan Muslim dari Ibnu Abbas).
Solusi supaya
gak jadi tindak pelecehan tersebut :
Bagi
kaum perempuan tutup aurat antum dan jangan bepergian jauh (keluar rumah
sendiri) harus dengan mahramnya.
Bagi
laki-laki jagalah pandangannya
Perbaiki
sarana angkutan umum, contonya bus trans-Jakarta sudah menerapkan antrian buat
laki-laki dan perempuan dipisahkan. Untuk tempat duduk di angkutan umum
harusnya begitu juga.
Bagi teman-teman
yang mempunyai solusi yang lebih konkrit atau tidak setuju dengan pendapat saya
silakan memberikan sarannya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar